Olive Chicken Tembalang Rebranding Menjadi Karen Chicken Ini Perubahannya
Infotembalang.co - Semarang 10/01/2024. Setelah tutup untuk renovasi sejak tanggal 1 Januari 2024 lalu, hari ini akhirnya fried chicken favorit warga Tembalang Olive buka lagi. Namun ada yang berbeda namanya kini bukan Olive Chicken lagi namun berganti jadi Karen Chicken dengan tagline "Fried Chicken dari Jogja untuk Indonesia".
Selain nama suasana outletnya juga nampak banyak perubahan, hari ini saya makan siang yang tertunda karena sudah jam tiga sore di outlet Banjarsari, nampak cat tembok yang sebelumnya berwarna merah kini jadi ungu pastel mitip warna taro.
Di dinding samping sebelah barat dipajang besar brand baru Karen Chicken dengan ikon anak kecil cewek yang kabarnya merupakan anak sang owner.
Mejanya jadi lebih banyak dengan warna coklat ala kayu, kursinya hitam dari besi karena yang sebelumnya dari plastik dan perombakan di bagian customer service. Seragam pelayananya kini jadi warna krem.
Daftar menu diperbaharui beberapa produk nampaknya ada kenaikan harga 1.000 hingga 2.000 namun bisa dimaklumi seiring dengan kenaikan bahan baku dan ada yang baru yaitu pilihan minuman botol milku serta taro warna ungu muda.
Sebagai informasi, sebenarnya perubahan nama brand dari Olive Chicken ke Karen Chicken bukan berganti kepemilikan, alias sebenarnya masih sama hanya semacam pembeda. Kabarnya brand Olive Chicken hanya untuk area Yogyakarta yang merupakan asal muasal Olive Chicken dan Karen Chicken adalah brand untuk outlet di luar kota Yogyakarta.
Secara rasa, porsi dan pelayanan masih sama jadi sobat yang dulu sudah nge-fan sama Olive Chicken gak usah ragu untuk datang kembali dan menyantap Karen Chicken. Untuk jam operasional tambah panjang jika sebelumnya hanya buka sampai jam 20.30 wib, sekarang untuk makan di tempat atau dine in hingga jam 21.00 wib dan bungkus atau take away maksimal jam 21.30 wib.
Sejarah Olive Fried Chicken Oleh-oleh Baru Khas Jogja
Sebagai informasi, Olive Chicken didirikan oleh pasangan Kunardi Sastrawidjadja dan Aurora Sri Rahayu ini pertama kali buka di Jalan Taman Siswa pada tahun 2011 silam. Popularitas dan pelanggan yang setia serta yang jumlahnya begitu besar, membuat Olive Fried Chicken mampu bertahan selama satu dekade lamanya bahkan setelah dihantam pandemi.
Pak Kun sang owner tidak menyangka kalau usaha keluarga yang dirintisnya ini akan berkembang begitu besar.
Melansir dari Mojok, Pak Kun rupanya membulatkan tekadnya untuk buka usaha fried chicken enak dan murah ini karena rasa terima kasihnya pada Jogja. Sejak datang ke Jogja pada tahun 1993 untuk kuliah, Pak Kun yang berasal dari keluarga sederana harus berusaha hidup sehemat mungkin. Bahkan, dalam seharinya Pak Kun membatasi diri untuk hanya menghabiskan uang sebanyak Rp1.000 saja.
Beruntungnya, gaya hidup dan harga makanan di Jogja yang cenderung murah ini sangat membantu Pak KUn dalam mengatur keungannya. Bahkan, Pak Kun terus mengingat kebaikan dan kemurahan Jogja inilah yang membuatnya sukses.
Karena alasan tersebut lah, Pak Kun bertekad untuk jadiin Olive Chicken ini sebagai bentuk balas budinya kepada Jogja. Dengan begitu, mahasiswa rantau seperti dirinya dulu dan juga orang-orang dengan perekonomian menengah ke bawah masih bisa ngerasain fried chicken yang enak dan murah.
Kami lansir dari laman Mojok.co, Olive Chicken tidak mau buka franchise. Alasannya karena, orang yang membeli franchise pasti punya keinginan untuk mengejar keuntungan, balik modal cepat.
Padahal prinsip Pak Kun dalam berbisnis tidak seperti itu. Ia tidak ingin terbebani harus menguntungkan investor, karena baginya yang penting dalam berbisnis itu bersenang-senang. Jadi meski gerai Olive Chicken akan berkembang lebih cepat jika diwaralabakan, ia memilih tidak melakukannya. Ia lebih memilih membuka cabang satu demi satu.
Bagi sobat yang sudah pernah menikmati Olive Chicken mungkin pernah berfikir rasa ayam Olive Chicken seperti KFC. Dari wawancara dengan Mojok.co sang owner berkisah saat pacaran, Pak Kun dan Bu Aurora kerap menghabiskan malam minggunya di KFC. Mereka memesan sepotong ayam untuk dimakan berdua. Bukan karena romantis, tapi ngirit uang jajan. Selama tiga tahun, mereka berdua rutin makan disitu. Bahkan pelayan di tempat makan tersebut sampai hafal menu yang mereka pesan.
Mungkin karena seringnya makan di KFC, banyak orang bilang cita rasanya mirip. Pak Kun sendiri mengatakan, produk Olive Chicken dibuat dengan standar seperti yang dilakukan ayam goreng tepung merek dari luar negeri. Daging ayam yang digunakan selalu segar. Itu mengapa, salah satu ciri khasnya, daging ayam Olive Chicken itu selalu juicy.
Hal inspiratif berikutnya adalah Olive Chicken rutin menggelar pengajian, bagi Pak Kun, ia percaya apa yang diperolehnya ini tidak lepas dari berkat Tuhan. Ia menganggap semua titipan Tuhan. Olive Chicken memiliki karyawan lebih dari 1.000 orang. Sebanyak 90 persennya adalah muslim.
Demikian tadi sobat Campusnesia postingan kita kali ini tentang sebab perubahan nama Olive Chicken jadi Karen Chicken, semoga bermanfaat sampai jumpa.
Reporter
Achmad Munandar
===