Infotembalang.co - Ada masanya booth-booth minuman coklat banyak ditemui di depan minimarket yang tak lama kemudian mulai diganti dengan tren kopi kekinian. Tren aneka minuman ini memang salah satu kuliner yang paling cepat pergantiannya, disusul dengan viralnya minuman es kepal milo, es krim pot, thai tea, dalgona coffee, boba dan yang masih hangat yaitu Es Lumut Nutrijel akibat viral fyp di tiktok.
Sekarang yang sedang tren adalah "Es Teh Jumbo 3.000 Cup Besar" demikian tulisan promo yang sering saya temui di sepanjang jalan.
Dalam dunia persaingan es teh ini banyak merk yang saling berebut pasar, sebut saja nama besar Es Teh Indonesia yang beberapa waktu lalu dibeli oleh Nagita Slavina dan Raffi Ahmad serta ada pula merk Menantea dari youtuber Jerome Poline yang sempat viral karena banyak mitra franchise yang penjualannya kurang.
Tapi yang menarik, banyak juga merk-merk lokal yang menguasai penjualan di daerah-daerah tertentu, mengambil contoh di Tembalang Semarang merk es teh jumbo Teh Kota terpantau ada di mana-mana hingga masuk dalam gang. Hal ini setidaknya menandakan bahwa produk mereka di terima pasar, laris dan diminati sehingga berani membuka outlet di mana-mana.
Karena penasaran beberapa waktu lalu saya mencoba membeli es teh kota yang baru saja opening di depan kantor Tembalang, saya memilih varian es teh blackcurrant seharga Rp 6.000 dan di hari berikutnya mencoba varian original alias ya es teh biasa saja seharga Rp 3.000.
Dari sisi rasa es teh blackcurrant lebih enak teh botol fruit tea di minimarket, untuk es teh yang original saya akui rasa tehnya cukup kuat dibanding es teh di warung burjo dan harganya terjangkau sama-sama Rp 3.000.
Tadinya saya berfikir es teh aneka rasa ini dibuat dengan menambahkan buah asli tapi ternyata proses pembuatannya dari bubuk-bubuk esktra yang diseduh layaknya minuman instan dalam kemasan. Tidak apa-apa tapi bagi saya yang kurang suka minuman instan jadi cukup sesekali saja membelinya demi kesehatan.
Jika dilihat dari kaca mata bisnis, usaha minuman apalagi yang sedang tren membawa konsep teh aneka rasa memang besar potensi untungnya. Dalam dunia usaha kuliner sudah sejak dulu dipahami bahwa minuman adalah menu atau item yang paling besar untungnya bisa 100 persen.
Sebut saja minuman kopi instan semacam indocafe coffemix, kopi luwak atau goodday yang dijual 4.000-5.000 per gelas, penjual bisa mengambil untung setengahnya karena harga produksnya sendiri kisaran 1.500-2.500 per sachhet.
Bayangkan yang berbahan dasar teh yang notabennya misal 1 bungkus teh seduh bisa jadi banyak gelas.
Walau demikian kita juga tidak bisa menyederhanakan hanya dengan membahas harga bahan bakunya saja, karena dalam bisnis minuman es teh kekinian yang sedang tren ini juga ada faktor biaya lain misalnya sewa tempat, beli booth dan peralatan, marketing serta gaji karyawan jadi saya pikir keputusan menjual satu cup es teh jumbo dari 3.000 hingga belasan ribu tersebut pasti sudah melalu perhitungan dan pertimbangan cermat.
Jadi sudah ada berapa outlet es teh jumbo 3.000 di tempat sobat Tembalang? jika belum banyak atau belum ada, kesempatan emas nih patut dicoba selagi masih viral.
Demikian tadi postingan kita kali ini tentang Fenomena Es Teh Jumbo 3.000 di Sepanjang Jalan, Bisnis Minuman dengan Hasil Menggiurkan. Sebagai penutup walau minum es teh aneka rasa sangat segar sebagai pelepas dahaga apalagi saat siang bolong, pastikan beli dan minum dengan bijak pertimbangkan juga efeknya pada kesehatan, terlalu sering mengkonsumsi minuman manis dan instan tidak baik untuk tubuh, semoga bermanfaat sampai jumpa.
Penulis
Nandar